Piala Dunia Kontrak Hotel Qatar dengan FIFA Terkait Pasangan Gay Belum Temukan Jalan Tengah. Pada Piala Dunia kontrak hotel yang ada di Qatar terancam putus dengan FIFA. Pasanya ada isu terkait pelarangan pasangan gay untuk menginap di beberapa hotel resmi rekomendasi FIFA.
Badan sepakbola tertinggi di dunia tersebut akan melakukan sidang dadakan untuk memastikan hotel yang sudah kontrak. Hotel tersebut tidak boleh menolak tamu dengan dalih seksualitas.
Beberapa jurnalis dari Swedia, Denmark dan Norwegia sempat menyamar untuk jadi pasangan gay. Lalu mereka memesan kamar untuk acara bulan madu mereka.
Ada tiga hotel setidaknya yang menolak pasangan gay. Hotel tersebut masuk dalam daftar rekomendasi dari FIFA.
Otoritas Qatar menyatakan jika seluruh golongan dengan tangan terbuka boleh datang ke Qatar. Negara Islam tersebut menganggap jika homoseksualitas adalah ilegal.
FIFA langsung memberikan klarifikasi supaya isu terkait tidak berlanjut hingga menjadi masalah besar.
Pihak FIFA tidak akan segan memutuskan kontrak dengan hotel yang terbukti melakukan diskriminasi hal tersebut.
“Hotel serta penyedia layanan lain yang terkait dengan Piala Dunia, yang gagal mematuhi standar tinggi yang didtetapkan oleh penyelenggara akan dihentikan kontraknya,”ungkap FIFA.
“Selain itu, persyaratan tersebut akan terus diperkuat dalam sesi peningkatan kesadaran dan selanjutnya dipantau dan dievaluasi melalui audit dan inspeksi hotel yang terkait dengan Piala Dunia.”tambahnya.
Pertentangan FIFA dengan hukum yang ada di Qatar tentu membuat beberapa pihak khawatir. Ada peluang keributan atau kondisi panas masyarakat Qatar dengan para gay nantinya.
Piala Dunia Kontrak Hotel Qatar Terancam
Pihak hotel harus segera memutuskan bagaimana mencari jalan tengah untuk mendapatkan jalan tengah.
Homoseksualitas bukan hal legal di Qatar dan juga Amnesty International. Hubungan sesama jenis bisa jadi tuntutan pidana dan hukuman penjaranya hingga tujuh tahun.
Ini menjadi salah satu dari banyaknya kontroversi yang menjadi cerita di Piala Dunia di Qatar,
Gianni Infantino tetap bersikeras jika semua golongan mendapat sambutan baik di negara tuan rumah rumah Piala Dunia 2022.
Awalnya beberapa negara menentang jika Qatar menjadi tuan rumah. Pasalnya ada banyak peraturan negara tersebut yang akan bertentangan dengan budaya barat dan negara Eropa khususnya.
Contohnya adalah aturan pembatasan minuman keras. Minuman keras hanya tersedia di beberapa hotel tertentu.
Harga minuman keras juga terbilang mahal karena terbatasnya persediaan. Di stadion juga tidak semua lokasi penonton boleh meminum minuman keras.
Budaya ini sulit mendapat penerimaan bagi negara barat yang selalu merayakan pesta bola dengan minuman keras.
Itulah kenapa sempat beberapa negara menginginkan pemindahan tuan rumah. Belum lagi fakta jika pertandingan Piala Dunia 2022 akan berlangsung akhir tahun.
Padahal Piala Dunia biasanya berlangsung pada pertengahan tahun. Itulah kenapa pertandingan di Eropa jadwalnya juga berubah menyesuaikan Piala Dunia.
Pada Piala Dunia kontrak hotel yang terancam putus hanya sebagian kecil dari permasalahan penuh kontroversi lain di negara ini.
Kelanjutan Kontrak Hotel Qatar dengan FIFA
Beberapa hotel tetap mengizinkan pasangan gay namun dengan syarat tidak menunjukkan kemesraan di depan umum.
Aturran ini berlaku demi kebaikan pasangan gay. Karena jika masyarakat Qatar yang konservatif melihat kemesraan gay bisa saja melakukan tindakan tak menyenangkan pada pasangan tersebut.
Keputusan menutupi kemesraan nampaknya jadi jalan tengah terbaik. Jadi Piala Dunia ramah, aman dan murah yang jadi tekad Qatar dan FIFA sejak awal tetap terlaksana.
Saat ini di Piala Dunia kontrak hotel Qatar resmi dengan FIFA tetap berjalan dengan baik. Permasalahan perizinan gay ini akan diselesaikan dengan cara terbaik.
Jangan sampai ketinggalan, buruan ikut klaim promo bonus welcome 50% sports di Ekingsindo.
Baca Juga : Piala Dunia Paulo Bento Ungkap Perasaannya Jelang Lawan Portugal