Piala Dunia Qatar Tercoreng Lagi Usai Kepolisian Qatar Tangkap 60 Pekerja Imigran. Pada Piala Dunia Qatar tercoreng sejak awal karena berbagai macam tuduhan. Kini kembali lagi Qatar terkena kasus saat pertandingan berjalan tiga bulan lagi.
Kabar tersebut sudah mendapat kepastikan setelah pemerintah Qatar menangkap 60 pekerja imigran yang protes. Para pekerja melakukan aksi protesnya selama berubulan-bulan.
Sebanyak 60 pekerja melakukan protes karena gaji mereka selama beberapa bulan belum terbayarkan.
Selain menangkap 60 pekerja, Qatar juga mendeportasi para pekerja tersebut. Keputusan Pemerintah Qatar menangkap para pekerja tersebut menjadi sorotan dari Kepala Konsultan Tenaga Kerja Equidem, Mustafa Qadri.
Qadri menyampaikan jika Qatar tidak menepati janji mereka soal perbaikan nasib para pekrja imigran. Kasus ini bermula sejak awal terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Sementara itu pemerintah Qatar memberikan penjelasan jika para pekerja imigran melanggar ketertiban umum.
Kecurigaan muncul karena pihak pemerintah Qatar tidak menyebutkan apa pelanggaran yang para pekerja lakukan.
Protes 60 pekerja itu sebenarnya sudah terjadi sejak 14 Agustus 2022. Aksi pertama mereka berjalan di kantor perusahaan besar asal Qatar bernama Al Bandary International Group.
Basis perusahaan tersebut ada di Doha. Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, real estate. hotel dan usaha lain itu langsung tersorot oleh media.
Dalam aksi protes tersebut para pengunjuk rasa memblokir persimpangan Jalan Lingkar C Doha di depan Menara Al Shoumoukh.
Piala Dunia Qatar Tercoreng Lagi dan Lagi
Seiring terjadinya aksi protes itu pihak pemerintah Qatar sudah mengeluarkan pernyataan. Mereka membicarakan soal gaji para pekerja imigran.
Lewat Kementerian Tenaga Kerja, Pemerintah Qatar berjanji akan membayarkan semua gaji dan tunjangan yang tertunda. Gaji dan tunjangan ini mereka berikan pada pekerja terdampak.
Namun tidakan pemerintah Qatar justru bertentangan dengan apa yang mereka sampaikan.
Kepolisian Qatar justru menangkap 60 pekerja dan membawa mereka ke dalam penjara. Bahkan para pekerja itu masuk ke penjara tanpa pendingin udara.
Padahal saat itu suhu Qatar mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Skandal semacam ini bukan sekali terjadi di ajang Piala Dunia 2022 Qatar.
Sebelumnya nama Qatar juga sudah menjadi sorotan dunia usai adanya tudingan perbudakan modern. Perbudakan ini terjadi dalam rangka persiapan venue Piala Dunia 2022.
Para pekerja imigran mendapat perlakuan yang tidak layak dan membuat ratusan pekerja meninggal dunia ketika bekerja.
Selain itu juga Presiden AFC yang berasal dari Qatar, Mohamed bin Hammam dan Pangeran Qatar, Tamim bin Hamad Al-Thani sempat terseret dalam kasus suap.
Kasus suap itu melibatkan nama Michel Platini untuk Piala Dunia 2022. Semua skandal yang ada di Qatar tak juga membuat FIFA mau menggantik tuan rumah.
Pertandingan Piala Dunia akan tetap berlangsug di Qatar akhir tahun nanti. Pada Piala Dunia Qatar tercoreng sejak awal ini membuat beberapa nama besar di dunia sepakbola menentang dan menolak datang ke Qatar.
Persiapan Qatar Jelang World Cup 2022
Jelang Piala Dunia 2022 akhir tahun nanti Qatar sudah menyiapkan banyak hal. Teknologi terbaru juga sudah siap meluncur.
Hanya saja beberapa skandal yang terjadi jelang pertandingan membuat nama Qatar terkesan buruk di mata dunia. Bahkan Piala Dunia 2022 menjadi Piala Dunia berdarah.
Masih berkaitan dengan para pekerja, beberapa pekerja meninggal karena eksploitasi pekerja pembangunan venue Piala Dunia.
Melihat di Piala Dunia Qatar tercoreng lagi meski sudah berupaya beri persiapan maksimal, banyak yang penasaran apa akhir cerita Piala Dunia 2022 nanti?
Tak perlu sungkan untuk klaim bonus welcome 150% slot di Ekingsindo. Apalagi saat ini syarat untuk mengklaimnya sangatlah mudah.
Baca Juga : Berita Bola Gol Lewandowski 45 Detik Pertama Jadi Kado untuk Diri Sendiri