Piala Dunia Cerita Italia Memalukan Edisi 2018 dan 2022. Pada Piala Dunia cerita Italia menjadi sorotan. Pasalnya delapan bulan usai menang Euro 2020 dan menjadi pahlawan nasional, Italia justru langsung terhempas.
Pasalnya mereka gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 Qatar. Bahkan salah satu laga yang memalukan adalah Italia gagal lolos di babak play off melawan Makedonia Utara.
Kekalahan tersebut seperti jadi pengulangan yang menyakitkan usai Piala Dunia 1958. Edisi tersebut juga jadi momen buruk untuk Italia.
Terakhir kali Italia menang Piala Dunia empat kali terakhir pada 2006. Mereka tersingkirkan pada babak penyisihan grup tahun 2010 dan 2014, itu jelas menjadi sebuah kemunduran.
Usai menang Euro 2020 tentunya menjadi asa. Hanya saja setelah kegagalan Italia di Piala Dunia kemenangan edisi 2020 tersenut nampak seperti kemunduran.
Italia nampak menjadi tim yang sangat beruntung di Eropa dan mereka membayarnya. Sangat sederhana tentu saja.
Sama halnya pada tahun 2018, Italia adalah satu-satunya mantan juara yang tidak lolos ke final dan media melihatnya sebagai gambaran dari masalah yang lebih luas di timnas.
Selama dua musim terakhir, tidak ada tim Italia yang mencapai babak perempat final Liga Champions.
Banyak klub domestik yang terbeban karena hutang sehingga tidak mampu mendapatkan pemain top ke Serie A.
Piala Dunia Cerita Italia From Hero to Zero
Perlu perombakan yang sangat besar di timnas Italia. Pasalnya Italia kerap gagal meski pernah mendapatkan kemenangan di Euro 2020.
Sejak Piala Dunia 2018, Italia memang tidak mendapatkan hasil yang terlalu bagus. Pelatih tim Gian Piero Ventura dan kepala federasi sepak bola Carlo Tavecchio keduanya mengundurkan diri.
Saat ini belum ada seruan untuk mencopot pelatih Roberto Mancini. Ia masih mendapat pujian karena pencapaiannya di Euro 2020.
Namun ada peluang besar Mancini bisa mundur. Melihat saat ini kekecewaan terlalu besar, untuk berbicara soal masa depan tentu sulit bagi pelatih Italia.
Edisi 2022 menjadi yang paling menyakitkan bagi Italia. Pada awalnya harapan untuk menang laga sangat besar hingga perlahan terpatahkan.
Italia awalnya masuk babak play off dengan Portugal yang berpeluang sebagai lawan terberatnya. Siapa sangka justru bukan Portugal yang menyingkirkan Italia.
Terlebih lagi kekecewaan Italia bertambah kala bertanding dalam duel Finalissima. Dalam duel tersebut Italia harus menelan kekalahan Argentina.
Duel Finalissima menjadi duel antara juara Euro dan Copa America. Pertandingan Italia vs Argentina menjadi tontotan seru saat itu yang secara tak terduga justru menjadi keterpurukan bagi Italia.
Sementara Argentina memiliki posisi dan tren yang lebih baik. Argentina bahkan menjadi tim yang berpeluang besar menjadi juara.
Prediksi Argentina menjadi juara bukan datang dari satu atau dua orang melainkan dari banyak pihak. Adanya pemain bintang Lionel Messi dan Angel Di Maria jadi faktor utama.
Di Piala Dunia cerita Italia edisi 2018 dan 2022 tidak terlalu bagus. Pasalnya Italia harus duduk di bangku penonton saja.
Italia Harus Ganti Strategi
Pertandingan Piala Dunia bukanlah pertandingan remeh. Italia berkali-kali menjadi tim yang kuat selama beberapa edisi.
Sayangnya Italia saat ini justru terpuruk atas pencapaian dan menjadi tim kurang beruntung. Bahkan Italia menjadi satu-satunya dari tim yang tidak lolos dari peringkat 10 besar FIFA.
Ini menandakan jika Italia perlu ganti strategi untuk bertanding. Pada Piala Dunia cerita Italia menjadi sangat menarik sekaligus juga menjadi inspirasi untuk tim lainnya.
Wajar saja sekarang nama agen Ekingsindo sedang dibicaran oleh banyak player, ternyata karena baru saja mengeluarkan promo bonus welcome 50% slot.
Baca Juga : Piala Dunia Sindiran Pelatih Chelsea dan Liverpool Kompak Terkait Jadwal Laga