Piala Dunia Kontroversi Maskot di Qatar Tetap Jadi Pro Kontra Hingga Sekarang. Pada Piala Dunia kontroversi maskot terjadi pada tahun 2022. Sejak Qatar terpilih sebagai tuan rumah memang banyak hal kecil yang berpeluang timbulkan pro dan kontra sampai saat ini.
Maskot yang terpilih pada tahun 2022 bernama La’eeb. Memang maskot ini berbeda dari edisi sebelumnya yang memilih karakter hewan.
Keunikan tersendiri harusnya menjadi ciri khas dari La’eeb yang penampakannya sangat kental dengan budaya Timur Tengah. La’eeb jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah terampil atau pemain.
Sosok maskot yang terpilih di Piala Dunia 2022 adalah sosok manusia yang mengenakan sorban. Lebih lanjut lagi FIFA menjelaskan jika La’eeb sebagai seorang yang sangat terampil.
Keterampilan itulah yang harusnya ada dalam diri individu yang terlibat dalam Piala Dunia terkhsusus bagi para pemainnya.
“kami memperkenalkan Le’eeb sebagai maskot resmi Piala Dunia yang pertama di Timur Tengah,”ucap Khalid Ali Al Mawlawi, Deputi Direktur Jenderal Pemasaran Komunikasi Qatar.
“Kami mengajak semua orang untuk coba membayangkan seperti apa sosoknya,”tambahnya lagi.
Bukan mendapat respon positif justru kemunculan maskot ini banyak mendapat respon negatif. Hal tersebut karena sosok La’eeb nampak seperti sosok ‘Casper’ hantu baik hati sebagai tokoh di film kartun.
Hantu tersebut adalah para korban pekerja pembangunan stadion dan fasilitas lainnya yang kabarnya mencarapi 5000 orang lebih.
Jika memang korban tersebut benar karena kekelahan maka Piala Dunia 2022 menjadi salah satu pertandingan yang berdarah.
Piala Dunia Kontroversi Maskot Pertama Kali
Maskot Piala Dunia pertama kali hadir saat Inggris menjadi tuan rumah pada tahun 1966. Saat itu maskot yang terpilih adalah sosok Singa dengan nama Willie.
Warna maskot tersebut sangat cocok dengan corak khas negara Ratu Elisabeth. Banyak yang antusias dengan kehadiran maskot sehingga pertandingan Piala Dunia semakin meriah.
Merchandise dengan sosok Willie juga ramai menjadi buruan dan banyak yang memproduksi tiruannya di berbagai negara.
Kehadiran maskot terus berlanjut hingga memasuki tahun 2022 yang justru maskot hadir dengan banyak kontroversi di dalamnya.
Maskot Piala Dunia edisi paling akhir hadir pada tahun 2018 di Rusia dengan memilih sosok serigala putih dengan nama Zabivaka.
Pemilihan Zabivaka melalui proses panjang dengan melibatkan anak sekolah dan mahasiswa sebagai pencetus idenya.
Negara-negara lain yang terpilih sebagai tuan rumah selalu menonjolkan ciri khas dari negaranya untuk ada dalam maskot. Bisa tumbuhan, hewan dan lainnya.
Sangat jarangg kehadiran maskor menjadi kontroversi, kini hal tersebut terjadi di tahun 2022 saat negara Timur Tengah terpilih menjadi tuan rumahnya.
Jika benar La’eeb menjadi gambaran dari para pekerja yang tewas di Qatar karena bekerja di suhu ekstrim dan waktu berlebih maka Piala Dunia 2022 menjadi salah satu Piala Dunia berdarah.
Wajar jika akhirnya di Piala Dunia kontroversi maskot terjadi. Meskipun panitia penyelenggara pasti tidak bertujuan membuat sebuah maskot terinspirasi dari hantu.
Qatar Tetap Jadi Tuan Rumah
Meski banyak kontroversi lain mengenai Qatar sebagai tuan rumah tapi negara tersebut sudah matang dalam persiapannya. Bahkan stadion terbaru menggunakan teknologi terkini sehingga tampil dengan menawan.
Qatar memang negara kaya raya dengan hasil minyak bumi. Masuknya Qatar dalam dunia sepak bola memang memiliki pengaruh besar hingga sepak bola Eropa, contohnya Paris.
Pemilik PSG sebagai salah satu klub terbesar Paris adalah Nasser Al Khelaifi seorang pengusaha asal Qatar.
Jadi, di Piala Dunia kontroversi maskot tetap tidak akan merubah posisi Qatar sebagai tuan rumah.
Keberadaan promo bonus welcome sports 50% menjadi daya tarik sendiri bagi player yang join di situs Ekingsindo.
Baca Juga : Piala Dunia Laga Finalissima Prediksi Pemenang Duel Argentina vs Italia