Piala Dunia VAR dengan Tim Tanpa Wasit dari Premier League di 2022. Pada Piala Dunia VAR punya fungsi yang sangat krusial. Punya kepanjangan Video Assistant Referee ternyata alat ini membantu pekerjaan wasit mulai dari pertandingan Liga Champions hingga Piala Dunia.
FIFA tidak mau menggunakan petugas VAR dari Premier League Inggris. Bahkan Inggris menjadi satu-satunya negara dari lima liga top Eropa yang tak mengirimkan wakilnya.
Ada 24 petugas resmi yang sudah tercantum namanya di FIFA namun. 11 petugas dari Eropa, namun dari seluruh perwakilan tersebut tidak ada yang datang dari Premier League.
LaLiga menjadi perwakilan yang paling banyak mengirimkan tiga petugas VAR sekaligus, lalu Italia, Bundesliga dan Ligue 1 masing-masing mengirimkan dua wakil.
Sedangkan Polandia dan Belanda melengkapi dua slot yang tersisa dari benua biru tersebut.
Sebelumnya FIFA sudah sempat mencantumkan satu nama Stuart Attwell sebagai petugas VAR dari Inggris dalam daftar sementara tahun lalu.
Namun saat masuk ke susunan final, pengumuman wasitnya pada Kamis (19/5/2022) nama Stuart tercoret.
Absennya petugas VAR dari Premier League dalam Piala Dunia dua tahun terakhir menuai banyak penafsiran kontroversional. FIFA tak mau ambil risiko.
Inggris sebenarnya sudah mengirimkan dua perwakilan ke Qatar yakni Michael Oliver dan Anthony Taylor.
Oliver sudah menjadi wasit dengan lisensi FIFA sejak 2012, sementara Taylor menjadi wasit yang memimpin laga kala melawan Denmark vs Finlandia di Piala Eropa 2020.
Selain dua nama di atas Inggris juga sempat memiliki rencana mengirim empat asisten wasit.
Piala Dunia VAR Pertama Digunakan
Penggunaan VAR pertama kali yakni di Piala Dunia 2018 dalam laga Prancis vs Australia di Stadion Kazan Arena. Pertandingan berakhir dengan skor 2-1 dan juga untuk pertama kalinya penyelenggaraan putaran final Piala Dunia.
VAR menjadi teknologi yang membantu pekerjaan wasit dan asistennya di lapangan. Mereka bisa meninjau kejadian dalam hitungan detik karena aksesnya ke beberapa tayangan ulang dari sudut pandang berbeda.
Pada 2012 mulai munculnya usulan mengaktifkan teknologi Goalline yang menjadi reaksi terhadap gol pemain tim nasional Inggris Frank Lampard pada Piala Dunia 2010.
Aturan dalam Asosiasi Sepak Bola terus mengalami perkembangan secara perlahan. Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) memutuskan untuk mengizinkan melakukan eksperimen dengan VAR.
Awalnya teknologi VAR mendapat penilaian tidak sempurna. Tentu dari segala jenis percobaan suatu teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Kami ingin memiliki keseragaman dan konsistensi, tapi jangan berpikir bahwa teknologi dapat memecahkan 100 persen,”ungkapnya.
Teknologi VAR pada Piala Dunia 2018 mendapatkan inisiasi oleh perusahaan pemasok audio visual asal Inggris Crescen Comms dan sistem komputer yang ada untuk berbagai macam olahraga.
Di Piala Dunia VAR sejauh ini masih terus jadi alat paling efektif pembantu wasit. Meskipun masih kerap terjadi selisih paham di lapangan karena keterbatasan kemampuan manusia.
Sistem Kerja VAR di Lapangan
VAR nantinya menyediakan tayangan pertandingan tidak hanya dari satu sisi. Ada tim yang bekerja di ruang pengawasan video lebih dari 30 video dengan akses delapan kamera tayangan lambat dan empat kamera ultra gerak lambat.
Beberapa hal yang bisa terpantau nantinya adalah pelanggaran yang berpotensi menjadi gol, pelanggaran di kotak penalti dan keputusan wasit yang salah.
FIFA juga menegaskan jika VAR tidak bisa membua keputusan apapun. Fungsinya hanya membantu tugas wasit sehingga keputusan utama tetap di tangan wasit.
Sampai sekarang di Piala Dunia VAR masih memiliki fungsi yang bernilai positif. Setidaknya adanya VAR bisa membantu wasit jika dilema dengan keputusan atas apa yang ia lihat.
Segeralah mendaftar di situs Ekingsindo. Dengan begitu, kalian dapat melakukan klaim terhadap semua promo yang di tawarkan termasuk welcome bonus 150% slot.
Baca Juga : Piala Dunia Jersey Italia Buatan Puma Sangat Modern dan Berkelas