Piala Dunia Vuvuzela Sempat Jadi Buah Tangan Terbaik. Pada Piala Dunia Vuvuzela menjadi salah satu alasan kenapa Piala Dunia 2010 tak boleh terlupakan. Pelaksanaan Piala Dunia 2010 tersebut menjadi yang paling unik sepanjang sejarah.
FIFA menolak usulan untuk melarang membawa Vuvuzela ke dalam stadion karena mengganggu pertandingan.
Sebelum membahas lebih lanjut, bagi yang belum tahu Vuvuzela adalah terompet plastik yang sangat populer. Alat tiup ini memiliki bentuk ujung dan tanduk yang berwarna putih.
Vuvuzela menghiasi pertandingan di Afrika Selatan karena semua orang selama Piala Dunia berlangsung.
Ternyata kehadiran Vuvuzela bagaikan suara nyamuk yang tak bisa berhenti begitu saja.
Suaranya yang bersatu dari satu terompet dengan terompet lainnya jadi alasan kenapa Vuvuzela nyaris terdengar tidak enak di telinga.
Piala Dunia Vuvuzela Jadi Kenangan Penonton
Siapa sangka di tahun 2018 suara Vuvuzela kembali terdengar dari bangku penonton. Tepatnya di Stadion St Petersburg. Perkiraan penontonnya ada 65 ribu jiwa.
Kala pertandingan Maroko dan Iran, kedua kubu pendukung saling meniup Vuvuzela hingga menggema.
Di tahun ini Vuvuzela mendapatkan kritikan dari mantan pemain Inggris, Gary Lineker lewat media sosialnya yaitu Twitter.
Muncul juga rasa khawatir dari aktivitis hak hewan yang memviralkan video beruang yang bermain Vuvuzela di belakang truk.
Aksi tersebut terjadi usai kemenangan Rusia atas Arab Saudi dengan berakhir skor 5-0 Moskow.
Benda lokal milik warga Afrika Selatan kini sudah mulai naik ke kancah internasional. Semua orang bertanya tentang benda yang satu itu.
Popularitas Vuvuzela naik daun. Bahkan di toko hingga mall besar di pusat kota menyediakan Vuvuzela yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh,
Pedagang kaki lima juga tak menyiakan kesempatan untuk menjual Vuvuzela supaya lebih cepat laris.
Masyarakat Indonesia juga menitipkan untuk membeli Vuvuzela sebagai kenang-kenangan nantinya bagi yang datang langsung ke Afrika Selatan.
Padahal saat itu ada maskot yang bernama Zakumi contohnya. Masih tetap banyak yang berminat dengan Vuvuzela.
Sebenarnya penjualan Vuvuzela sudah sampai ke Indonesia dengan merchandes punya lisensi. Namun untuk mendapatkan bagaimana bentuk aslinya bisa langsung ke negara asal Afrika Selatan.
Harganya sendiri sangat variatif mulai dari 50 rand sampai dengan yang paling mahal 150 rand. Faktor harga yakni karena adanya hiasan maka semakin tinggi harga Vuvuzela.
Terompet Vuvuzela yang menghiasi pertandingan Piala Dunia masih jadi pertanyaan apakah di edisi 2022 nanti juga akan terpakai.
Meski menjadi ciri khasnya tersendiri namun ada kemungkinan jika alat tersebut tak boleh lagi masuk lapangan.
Di Piala Dunia Vuvuzela masuk terakhir membuat suasana menjadi ribut. Para fans meniupkan teromper bergantian sesuai dengan pencapaian tim yang mereka dukung.
Keluhan Pemain dan Pelatih Soal Vuvuzela
Popularitas Vuvuzela tak bisa membawa kemudahan untuk masuk lapangan lagi usai edisi 2010.
Pemain dan pelatih mengaku terganggu dengan kebisingan yang muncul dari bangku penonton. Kedua belah pihak sulit untuk melakukan interaksi.
Berbeda dengan terompet biasa yang menggunakan tiupan atau gas, Vuvuzela punya suara yang nyaring dan juga berat,
Protes bermunculan mengenai Vuvuzela akhirnya tak ada izin lagi membawa alat tersebut. FIFA cukup serius juga kala menghadapi masalah yang terkesan sepele tersebut.
Rakyat Afrika Selatan melihat jika Vuvuzela sebagai nagian dari mereka kala menonton bola. Jadi sangat wajar jia mereka bersikeras bawa alat tersebut.
Pada Piala Dunia Vuvuzela memang sempat memeriahkan pertandingan. Namun alat tersebut juga bisa memecah fokus pemain.
Ada bonus welcome 50% sports di Ekingsindo. Jadi, jangan sampai kalian tidak join jadi member baru ya!
Baca Juga : Piala Dunia Presiden FIGC Bawa Kabar Valid tentang Nasib Italia